Sunday, September 30, 2012

PELANGI






menjadi pelangi sesungguhnya,,,

tanpa tiang, tanpa penyangga...
tangguh dan anggun

sulit bkn b'arti gak bs!

Tetap tsenyum mhadapi semua,,

SEMANGATT,,, krn hidup adalah pjuangan n smua pjuangn gak akan sia2,,, :)

Ma, aq pelangi mu. Dan akan terus berusaha menjadi pelangi,,,

Luph u Mom,,

@mekakau ilir, okus
25012011

0 comments:

Uji Kompetensi Guru Gelombong Kedua



 Uji kompetensi guru (UKG) secara online bagi guru bersertifikat gelombang kedua dimulai Selasa (2/10/202). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan pelaksanaan UKG online kedua siap digelar.

"Kami sudah minta semua tempat uji komptensi siap. Jadi, mana yang siap, ya ujian dilaksanakan. Yang belum siap, ada waktu sampai akhir Oktober," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdikbud Syawal Gultom, Minggu (30/9/2012), di Jakarta.
Pelaksanaan UKG online tahun ini dikhususkan bagi guru bersertifikat sebanyak 1.006.216 guru mulai TK hingga SMA sederajat. Pelaksanaan UKG online gelombang pertama pada akhir Juli lalu bermasalah, terutama karena gagal koneksi. Lebih dari 800 tempat ujian tidak berfungsi sehingga guru gagal ujian. Ada juga guru yang bisa ujian, tetapi materi soal yang keluar tidak lengkap.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) meminta UKG online dilaksanakan jika pemerintah menjamin kesiapan hingga tingkat teknis, terutama jaringan internet. "Jangan sampai pemerintah tidak belajar dari permasalahan UKG online yang pertama," kata Sulistiyo. 

Sumber : Kompas

0 comments:

Kemendikbud: 2013, Belajar Tematik, Siswa Makin Senang


Pembelajaran di sekolah dijanjikan akan lebih menyenangkan bersamaan dengan mulai diberlakukannya kurikulum pendidikan nasional yang baru tahun depan. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan, proses pembelajaran yang lebih menyenangkan karena proses pendidikan ke depan condong menggunakan cara pembelajaran yang tematik tanpa buku-buku yang rumit dan tidak dititikberatkan pada konten tertentu.

"Kalau sekarang lebih kepada konten, anak-anak dituntut harus tahu. Tetapi, nanti pembelajarannya justru akan tematik. Misalnya belajar IPA atau pertanian dengan cara mengamati hujan dan siswa akan merasa senang," kata Musliar, di gedung Kemendikbud, Jakarta, Kamis (27/9/2012).

Tak hanya itu, mantan Rektor Universitas Andalas ini menjelaskan, bahan ajar pendidikan ke depan juga akan lebih memanfaatkan situasi lingkungan. Dengan cara-cara tersebut, kompetensi yang diharapkan dapat segera tercapai.

"Kita harapkan tiga kompetensi sekaligus, yakni attitude, skill, dan knowledge," ujarnya.

Sebelumnya, Musliar Kasim menilai pendidikan nasional sudah sangat membosankan. Para siswa mulai terlihat jenuh sehingga materi yang diajarkan tidak tertancap utuh dan mudah tergerus.

Untuk itu, Kemendikbud melakukan evaluasi menyeluruh pada kurikulum pendidikan nasional yang berlaku sejak 2006. Rencananya, seluruh jenjang pendidikan di Indonesia akan memiliki kurikulum baru mulai tahun 2013. 

Sumber : Kompas
Rima Reninta

0 comments:

Tuesday, September 18, 2012

Pilih 'Wajib Sekolah' atau 'Wajib Belajar'?


Apa beda makna belajar dan bersekolah? Mana yang wajib, bersekolah atau belajar? Ahmad Bahrudin (Pendiri Komunitas Qoryah Thayyibah – Salatiga) pernah berujar, “Orang boleh putus sekolah, tapi tak boleh putus belajar”.

Orang sekolahan belum tentu dia sudah belajar. Belajar pun tak mesti harus dibatasi oleh ruang sempit berwujud sekolah. Lantas, jika orang sudah paham belajar itu wajib tapi tak mampu bersekolah, apa yang harus dilakukan? Pak Ahmad Bahrudin beserta komunitas QT punya jawaban atas pertanyaan tersebut.

Komunitas belajar Qoryah Thayyibah (QT) merupakan satu model pendidikan alternatif berbasis komunitas (community-based education). Cita-citanya yakni terwujudnya masyarakat pembelajar yang berkeadaban luhur.

Dalam proses pembelajarannya, komunitas ini berpijak pada konteks kehidupan lingkungan sekitar. Dengan melibatkan seluruh komunitas masyarakat sekitar sebagai subjek pembelajar, komunitas ini sekaligus menempatkannya sebagai guru, serta lingkungan alam dan sosial sebagai laboratorium pendidikan.

Di situlah letak keunikan sekaligus keunggulan QT. Eksistensinya mampu menjadi bagian terintegrasi dari kehidupan masyarakat setempat.

Dukungan mengalir dari berbagai pihak karena sistem manajemennya yang mengedepankan prinsip transparansi akuntabilitas. Sekolah boleh serba terbatas, tapi semangat belajar siswa mesti tetap berkobar.

Dahsyatnya, sekolah bisa merefleksikan jati diri masyarakat sekitarnya. Kesan menara gading sudah terhapus di benak masyarakat. Semua bisa terjadi karena sekolah mampu menjadi alternatif solusi bagi persoalan masyarakat sekitarnya. Sesuatu yang sulit dilakukan kebanyakan sekolah lain pada umumnya.

“Saya sedih melihat anak-anak desa tidak paham dengan problem masyarakatnya. Komunitas ini hadir untuk membantu anak-anak paham dengan masalah desa, sekaligus mampu menjadi problem solver bagi masyarakatnya,” urai Pak Ahmad Bahrudin tentang awal proses pendirian komunitas QT.

Ketika salah satu anaknya hendak melanjutkan sekolah dari SD ke SMP, ternyata hanya Pak Ahmad yang mampu membayar biaya masuk sekolah. Orang tua lainnya, yang sebagian besar berprofesi sebagai petani, tak sanggup membayar uang pangkal sekolah. Momen inilah yang mengetuk nuraninya untuk berbuat sesuatu bagi masyarakat desa.

Logika "karena miskin dan bodoh tidak bisa sekolah" dibalik menjadi "justru karena miskin dan bodoh, orang harus belajar agar pintar dan sejahtera". Belajar tidak harus melalui persekolahan. Orang boleh putus sekolah tapi tidak mungkin putus belajar. Putus belajar berarti putus dengan kehidupan. “Anak wajib belajar, tapi tak mesti harus bersekolah jika tak mampu,” tegas pria berpenampilan sederhana ini.

Walau tinggal di sebuah dusun, siswa-siswi komunitas QT bisa mengakses internet 24 jam. Mana mungkin? Nothing is impossible. Fasilitas ini didapatkan secara gratis dari sumbangan salah seorang pengusaha yang tertarik dengan konsep komunitas belajar QT.

Pak Din memang sosok yang visioner. Cara berpikirnya mungkin bisa kalahkan cara berpikir orang urban sekali pun. Uang saku harian anak-anak sebesar 4 ribu rupiah dikelola secara profesional guna menutupi biaya operasional sekolah. Angka 4 ribu rupiah sendiri disepakati bersama dengan pihak orangtua siswa. Tak ada istilah "inpak" alias iuran paksa. Semua dibahas secara terbuka dan tak dipaksakan kepada orang tua yang memang tak bisa bayar.

Dari uang 4 ribu tersebut, seribu rupiah disisihkan untuk biaya cicilan pembelian gitar dan komputer, guna mendukung program ekstrakurikuler. Seribu rupiah untuk biaya makan siang dan minum susu. Sisanya, dikelola untuk semua kebutuhan siswa lainnya.

Masyarakat sekitar makin mencintai keberadaan komunitas ini karena jauh dari kesan elit dan eksklusif. “Kami sengaja membeli susu dari orang tua siswa yang menjadi pedagang susu. Misal, jika mereka menjual susu 1 liternya Rp 1.200,-, kami membelinya di atas harga tersebut. Semoga bisa membantu usaha orang tua siswa agar bisa terus berkembang,” ungkap Pak Din soal ikhtiarnya membantu pengembangan usaha ekonomi masyarakat desa.

Ketika sekolah lain berlomba-lomba bergagah-gagah ria dengan label "standar nasional", "rintisan sekolah bertaraf internasional", "sekolah bertaraf internasional", komunitas QT adem ayem saja dengan konsep penyelenggaraan pendidikannya yang berfokus pada pemenuhan hak-hak belajar siswa. Mereka punya kurikulum KBK, singkatan dari "Kurikulum Berbasis Kebutuhan".

Strategi pembelajaran komunitas ini berpusat pada subjek pembelajar dan selalu memanfaatkan segala yang ada di lingkungan sekitar. Termasuk, kompleksitas masalah masyarakat desa sebagai sumber pembelajaran. Wajar jika siswa sangat kerasan belajar di QT. Siswa QT sudah menganggap belajar sebagai kebutuhan dan bisa jadi modal bagi pencapaian cita-cita masa depan mereka.

Belajar bukanlah konsep abstrak yang tak bisa dipahami, karena melulu dikasih doktrin oleh pihak guru dan sekolah. Tapi, konsepsi belajar sudah berubah menjadi suatu kenikmatan yang mesti dilakukan sepanjang hayat dikandung badan.

Di masa depan, komunitas model ini punya potensi besar untuk memberikan sumbangsih nyata dalam menghasilkan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, dan sadar akan potensi diri. Konsep ini lebih membumi, karena memberikan ruang dalam mengakomodasi upaya pemecahan masalah masyarakat setempat lewat layanan pendidikan yang diberikan. Siswa sendiri berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing. Guru benar-benar berperan menjadi mitra belajar.

Tak heran jika sudah banyak karya yang dihasilkan para siswa QT. Sejumlah novel, film dokumenter, komik, mampu diproduksi oleh para siswa QT. Fakta yang paling menarik dari komunitas ini adalah, prinsip bahwa belajar itu hukumnya wajib, bersekolah itu mubah saja. Apalagi, jika bersekolah hanya sekadar untuk mendapatkan selembar ijazah.

“Saya jamin kalau anak-anak ini belajar di sekolah, mereka pasti tak akan memiliki ruang untuk berkreasi,” ujar Pak Din sambil menunjukkan komik karya salah satu siswa QT pada salah satu Dirjen, di lingkungan Kemdikbud RI di sela-sela acara seminar pendidikan.

“Lho, kok bisa begitu?” tanya Pak Dirjen.

Pak Din dengan santai menyahut, “Karena di sekolah tidak ada ujian nasional bikin komik, pastinya kesempatan anak untuk mengembangkan bakatnya pasti terbatas!”

Pak Dirjen hanya tersenyum simpul. Entah menyiratkan ungkapan setuju atau tidak dengan pernyataan Pak Din. Hanya Pak Dirjen dan Tuhan saja yang tahu.

Satu desa punya satu komunitas belajar seperti ini, bayangkan jika ribuan desa lainnya di negeri tercinta ini punya komunitas layaknya QT. Ada ribuan produk lokal yang bisa dikemas secara kreatif, ada ribuan sumber daya manusia desa yang mampu mengeskplorasi potensi diri. Itu artinya, banyak persoalan bangsa bisa diselesaikan dengan cara ini. Tak ada lagi rombongan orang desa yang pindah ke kota. Mereka sadar, potensi desa terlalu sayang jika tak dikelola dengan baik.

Apa artinya sumber daya alam yang melimpah, jika sumber daya manusianya tak berdaya karena tak punya kompetensi untuk mengelolanya. Pendidikan, proses "memanusiakan manusia", jadi jalan pilihan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mampu menguasai IPTEK, sekaligus memiliki "kendali diri" untuk menjadikan segala urusan menjadi maslahat bagi banyak orang.

Akhirnya kita sampai di akhir tulisan. Saya sudah yakin, mana yang wajib di antara pilihan untuk bersekolah atau belajar. Bagaimana dengan Anda? Mana yang wajib, bersekolah atau belajar? Jika mau kejar titel dan ijazah, wajib sekolah dong. Mau adu prestise? Sekolah pasti masih bisa berikan jaminan. Tapi kalau soal ingin selamat dunia akhirat, fokuslah belajar untuk mencari ilmu. Belajar itu wajib. Tapi kalau bicara belajar di sekolah, itu soal pilihan saja.

Sumber : Republika / Asep Safaat

0 comments:

Brain Safari (Game Matematika yang Unyu-unyu)


[Ngepost Game Matematika]

Brain Safari adalah sebuah games komputer yang berisikan permainan yang dapat mengasah kemampuan otak dalam bidang matematika, games ini dikemas secara menarik dengan kombinasi permaianan yang variatif, disertai animasi binatang-bintang yang lucu,


Brain Safari dengan icon monkeynya ini sangat mudah dimainkan, cocok untuk permaianan anak-anak atau orang dewasa yang ingin menguji kehandalan matematikanya.


Penasaran + tertantang games ini, tinggal klik disini :
1. Bran Safari
2. Alternatif Download : Brain Safari


Rima Reninta
SMA Negeri 1 Mekakau
Dinas Pendidikan OKU Selatan

1 comments:

Monday, September 17, 2012

Menumbuhkan Kecerdasan Emosional


Kecerdasan Emosional sangat penting untuk ditumbuhkan pada anak sekolah terutama anak remaja usia SMA, karena usia ini bisa dikatakan usia emas (Golden Age), saat remaja adalah usia yang sangat dinamis dimana rasa penasaran terhadap segala hal begitu tinggi. tingkat kemampuan saat usia remaja sangat mempengaruhi eksistensi di masa depan, disinilah penting untuk ditumbuhkan kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ ( Emotional Quotient). Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengelola, mengolah serta mengontrol rasa yang ada pada dirinya dan orang yang ada di sekitarnya.


Penelitian telah membuktikan bahwa orang yang mempunyai kecerdasan intelektual yang dibarengi kecerdasan emosional lebih sukses daripada orang yang hanya mengandalkan kecerdasan intelektual,Daniel Goleman (1995) lewat bukunya berjudul Emotional Intelligence – Why It Can Matter More Than IQ menjelaskan disamping Kecerdasan Intelektual (IQ) ada kecerdasan lain yang membantu seseorang sukses yakni Kecerdasan Emosional (EQ). Bahkan secara khusus dikatakan bahwa kecerdasan emosional lebih berperan dalam kesuksesan dibandingkan kecerdasan intelektual.


Kemampuan emosional yang harus ditumbuhkan pada diri anak :

  1. Kesadaran Diri (Self Awareness) merupakan proses mengenali dirinya sendiri, mengenali perasaan orang lain, mengenali pilihan sehingga bisa membedakan pilihan untuk dirinya dan pilihan untuk orang lain. Tumbuhnya kesadaran diri memunculkan sikap aktip dan responsip, dengan mempunyai kemampuan ini akan mampu menghadapi situasi yang sedang dialami dan yang akan terjadi, secara akumulatif kesadaran diri membangun sikap tanggung jawab dalam diri.

  1. Assertiveness adalah kemampuan untuk mengekspresikan pemikiran,pendapat, keyakinan dan perasaanya secara langsung, jujur, beretika dan berprilaku dengan cara yang tepat tanpa menyakiti dan menyinggung orang lain. Kemampuan ini perlu adanya pembiasaan salahsatunya dengan cara memberikan ruang dan kesempatan pada anak untuk berani menyampaikan gagasan kepada temanya di dalam kelas, kalau anak sudah dibiasakan mengungkapakan pemikiran dan perasaanya terhadap teman maka anak ketika terjun ke masyarakat tidak akan kesulitan untuk menyampaikan gagasan yang ada dalam pikirannya.

  2. Intrapersonal Relationship adalah kemampuan yang dapat mengenali dan memahami perasaan, motivasi, emosi, disipilin,manajemen diri, kepercayaan diri. Menurut Anderson (1999) Kecerdasan interpersonal meliputi :

  • Social Sensitivity adalah kemampuan untuk merasakan dan mengamati reaksi- reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkannya baik secara verbal maupun non verbal ,

  • Social Insight adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam satu interaksi sosial

  • Social Communication adalah kemampuan individu untuk menggunakan proses komunikasi dalam menjalin dan membangun hubungan interpersonal yang sehat .


Kehidupan tidak terlepas dari hubungan dengan orang lain, kecerdasan emosional sangat diperlukan untuk bisa menjaga hubungan baik dengan orang lain, orang yang mempunyai kecerdasan emosional akan lebih sukses karena dengan kecerdasan ini orang akan mudah beradaptasi, berinteraksi, berekspresi dan bersosialisasi dengan oranglain.


Sumber Tulisan : Iwan Hermana

0 comments:

Sunday, September 16, 2012

Silabus & RPP Matematika SMA




RPP Matematika Berkarakter SMA Kelas X-XII Semester 1 dan 2

  • RPP Matematika Berkarakter SMA Kelas X Semester 1 [Download]
  • RPP Matematika SMA Berkarakter Kelas X Semester 2 [Download]
  • RPP Matematika SMA Berkarakter Kelas XI Semester 1 [Download]
  • RPP Matematika SMA Berkarakter Kelas XI Semester 2 [Download]
  • RPP Matematika SMA Berkarakter Kelas XII Semester 1 [Download]
  • RPP Matematika SMA Berkarakter Kelas XII Semester 2 [Download]

Silabus Matematika Berkarakter SMA Kelas X-XII Semester 1 dan 2
  • Silabus Matematika SMA Berkarakter Kelas X Semester 1 [Download]
  • Silabus Matematika SMA Berkarakter Kelas X Semester 2 [Download]
  • Silabus Matematika SMA Berkarakter Kelas XI Semester 1 [Download]
  • Silabus Matematika SMA Berkarakter Kelas XI Semester 2 [Download]
  • Silabus Matematika SMA Berkarakter Kelas XII Semester 1 [Download]
  • Silabus Matematika SMA Berkarakter Kelas XII Semester 2 [Download]

Blog Patner sarjanaku.com

0 comments:

PROFILKU


Rima Reninta, lahir di Palembang, 29 November 1983, seorang pengajar matematika. Menyelesaikan pendidikan sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya Angkatan 2001. Kini menjadi pengajar di SMA Negeri 1 Mekakau Ilir Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 2010, Bimbingan Konsultasi Belajar Nurul Fikri Palembang sejak tahun 2008, dan guru privat matematika sejak tahun 2006.


Rima Reninta dibesarkan di Palembang, anak kedua dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Malikin, berasal dari Kabupaten Banyuasin Sumsel, dan Ibunya (alm) Rizumanah, berasal dari Ponorogo Jawa Timur. Pendidikan dasar diselesaikan di SD Negeri 39 Baturaja selama 5 tahun kemudian di SD Negeri 309 Palembang selama 1 tahun. Melanjutkan ke SMP Negeri 10 Palembang dan SMA Plus Negeri 17 Palembang.


Pernah menjadi guru matematika di SMA Tri Dharma Palembang (2006-2010) sebagai guru matematika honorer, SMA Negeri 1 Palembang (2007-2008) sebagai guru pelajaran tambahan matematika, SMA Srijaya Negara Palembang (2009), Bimbingan Belajar Sony Sugema Collage Cabang Palembang (2006-2007) dan Bimbingan Belajar Primagama Palembang (2007-2008).


1 comments:

Lomba Matematika Nasional ke-23 Universitas Gadjah Mada


"Matematika itu susah!" adalah kata-kata yang sudah terpatri di otak kita sedari kecil. Kita harus belajar 'mati-matian' di malam harinya ketika besok diberitahukan bahwa ada ujian matematika di sekolah. Namun tidak semua orang berpikiran seperti itu, ada juga putra-putri Indonesia yang menjadi juara Matematika di kancah Internasional. Di Lomba Matematika Nasional Ke-22 (LM 22), ada 1233 peserta dari tingkat SMP dan SMA yang berkompetisi untuk memperebutkan title juara. Bahkan, setelah LM 22 berakhir di media sosial LM 22 masih banyak yang menanyakan menyenai LM selanjutnya.


Berawal dari kesuksesan LM 22, serta melihat keinginan siswa/i SMP dan SMA akan ketertarikannya dengan matematika, Himatika UGM kembali ingin melaksanakan Lomba Matematika Nasional Ke-23 (LM 23) dengan tema "Reach Your Future Goal with the Uniqueness of Mathematics". Tahun ini LM 23 kembali diadakan di 2 tingkat, yaitu SMP dan SMA atau yang sederajat.


LM 23 akan dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap penyisihan tanggal 11 November 2012 akan diadakan di 7 provinsi (14 titik) di Pulau Jawa dan Bali. Lalu tahap final akan dilaksanakan pada tanggal 24-25 November 2012 di Yogyakarta. Untuk peserta yang berada di luar Pulau Jawa dan Bali, tersedia layanan lomba online di tahap penyisihan*.


Nah untuk itu, tunggu apa lagi! Daftarkan diri kamu di LM 23. Mari kita buktikan bahwa anak muda Indonesia mempunyai banyak potensi di bidang sains! Pendaftaran di buka mulai tanggal 1 Oktober - 2 November 2012 di http://lmnas.fmipa.ugm.ac.id


Sumber : HIMATIKA UGM



0 comments:

Papotopoto Iwan Hermana

Wallpaper baby

Wallpaper baby






Iwan Hermana
Rima Reninta Matematika




Iwan Hermana
SMAN 1 Unggulan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir/SMAN 1 ULTRA

Anak Iwan Hermana SMAN 1 Indralaya Utara

Anak Iwan Hermana SMAN 1 Indralaya Utara

Anak Iwan Hermana SMAN 1 Indralaya Utara

Anak Iwan Hermana SMAN 1 Indralaya Utara

Anak Iwan Hermana SMAN 1 Indralaya Utara
Iwan Hermana Stasiun Balapan Solo

0 comments:

Copyright © 2011 By Geuliz Art